Pendekatan Psikologi
otak kanan berpengaruh terhadap kerja tubuh bagian kiri, untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni dan kreativitas
otak kiri mengatur kerja tubuh bagian kanan, untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan logika dan penguasaan bahasa
ringkasan teori belajar: pertama pengkondisian klasik dari pavlov dan watson, kedua pengkondisian operan dari skinner, ketiga belajar sosial dari bandura, keempat belajar kognitif dari kohler, kelima pergaulan yang menyimpang dari sutherland
orang yang mengalami mimpi, kendati orang tersebut telah menyaksikan sesuatu dalam mimpinya, orang lain tidak bisa melakukan verifikasi, sehingga menjadi realitas subjektif
umumnya orang dalam pikiran bawah sadarnya menyukai tipuan, hal ini dibuktikan pada kesukaannya akan pertunjukan sulap
kunci dari industri hiburan adalah pleasure, sedangkan kunci dari pleasure adalah melawan moral
pecandu miras dan judi sangat tahu bahwa miras itu tidak enak dan judi tidak membuat kaya, tetapi mereka tidak bisa menghindarinya karena pleasure, dalam otaknya kebanjiran dopamin
neurotik masih berakar pada kenyataan sedang psikotik telah kehilangan kontak dengan kenyataan sehingga tidak mampu membedakan dunia nyata dengan khayalan
orang dengan gangguan mental neurotik akan berhenti mencuci tangannya apabila telah sadar atau diberitahu bahwa tangannya tidak kotor
untuk dapat dikatakan skizofrenia, orang harus mengalami halusinasi dan delusi sekaligus, bila hanya salah satunya saja maka belum bisa dikatakan gila
sesuatu yang direpresi selama bertahun-tahunakan meledak dalam manifestasi yang bermacam-macam salah satunya yaitu gangguan kepribadian narsistik, ada kehausan untuk dikagumi karena selama bertahun-tahun selalu ditindas
taksonomi bloom merupakan penggolongan buatan seperti pengukuran suhu ada banyak sistem buatan yang dirancang oleh celsius, reamur, fahrenheit, kelvin, dan seterusnya
teori kepribadian klasik membagi manusia menjadi introversi dan ekstraversi, teori ini rupanya paling diterima luas hingga kini juga tidak tergantikan
dunia ini tidak hanya terdiri atas dua tipe manusia, introversi dan ekstraversi, tetapi juga ada tipe yang ketiga yaitu ambiversi yang dapat berperilaku dalam dua dimensi yang berbeda
ambivert dapat membaur dengan banyak orang seperti ekstrovert yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, tetapi ia juga membutuhkan waktu sendirian untuk mengisi energi seperti introvert
di abad pertengahan selama berabad-abad dunia kedokteran pada waktu itu mengajukan empat tipe kepribadian, yaitu koleris, sanguin, plegmatis, dan melankolis
teori lainnya mencoba menghubungkan bentuk tubuh dengan kepribadian, seperti ektomorfik yang introversi, mesomorfik yang ambiversi, dan endomorfik yang ekstraversi
sebetulnya pengetahuan tentang kepribadian tidak akan ada gunanya apabila tidak ditindaklanjuti dalam dunia nyata
diantara tanda telah dilaksanakannya pengetahuan tentang kepribadian seperti tidak mengajak introvert ke keramaian, seorang introvert menghindari keramaian bukan karena antisosial, akan tetapi untuk menghindari keletihan dalam merespon stimulus-stimulus eksternal dari lingkungan
orang yang mempunyai pengetahuan tentang teori kepribadian tentu tidak akan meminta seorang plegmatis untuk bergerak cepat, juga tidak akan membawa seorang melankolis ke dalam suasana ketidakteraturan
menurut freud, manusia percaya pada tuhan karena menginginkan sosok ayah yang melindungi dari dunia, manusia percaya pada agama untuk mengatasi ketakutan paling mendasar yaitu kematian
dari penjelasan freud tentang tuhan dapat dipahami bahwa relasi dalam keluarga ada hubungannya dengan persepsi tentang tuhan, orang menjadi ateis karena bermasalah dengan sosok orang tua dalam keluarganya
keluarga adalah unit terkecil dari sebuah negara, bagaimana pola hubungan dalam keluarga akan terbawa dalam bagaimana orang bernegara pada lingkup yang lebih besar
melalui suatu percobaan didapati kebiasaan orang akan cenderung menetap setelah melewati pengulangan pada empat bulan pertama
percobaan yang lain, orang akan cenderung mengulangi responnya secara konsisten sebagaimana pada respon yang pertama
melalui psikoanalisis, manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, permasalahan dan jawabannya, serta keinginan dalam bawah sadarnya
tujuan psikoanalisis adalah menemukan sebab-sebab dari gangguan perilaku dan konflik emosional untuk membebaskan manusia dari keluhan yang dianggap mengganggu
kurva distribusi normal termasuk hal yang mendasar dari tema statistika, kurva ini dapat menjelaskan hampir semua fenomena yang relevan di tingkat populasi
tes psikometri seperti intelligence quotient menggunakan metode statistik yaitu tinggi rendahnya skor individu ditentukan dari perbandingan skor individu lain dalam populasi
Komentar