Pendekatan Sosiologi
ilmu murni lebih pada bagaimana menemukan pengetahuan baru, sedang ilmu terapan lebih pada bagaimana menerapkan pengetahuan yang telah diketahui untuk kegunaan praktis
titik penting dari ilmu murni bukan pada penerapan langsung, tetapi lebih pada pemahaman dasar tentang bagaimana alam dan sosial bekerja
bagi kita yang sudah diajarkan ilmu murni mungkin akan menganggap pemahaman dasar sebagai suatu yang sudah jelas, tetapi bagi ilmuwan di masa lalu suatu yang sederhana itu tidak jelas
bagi max weber, pokok bahasan sosiologi adalah tindakan sosial, sehingga tujuan dari sosiologi adalah memahami makna subyektif dari tindakan yang dilakukan pribadi
perbedaan yang paling jelas antara sosiologi dan antropologi terletak pada objeknya, sosiologi tertuju pada masyarakat barat sedang antropologi tertuju pada masyarakat non-barat
semakin jauh dari perkotaan dan masuk ke pedesaan maka semakin berkuranglah unsur-unsur barat pada suatu masyarakat sehingga sosiologi tertuju pada masyarakat kota sedang antropologi tertuju pada masyarakat desa
antropologi sebagai ilmu yang fokus pada asal usul manusia dan kebudayaan yang dihasilkan, kebudayaan sendiri diartikan sebagai cara manusia menjalani kehidupan dalam rangka memenuhi segala kebutuhannya
tujuan dari sosiologi yaitu membaca tindakan manusia, karena tindakan manusia secara lahiriah bisa jadi sama, yang membedakan adalah tujuannya
sosiolog menyederhanakan tindakan manusia ke dalam empat kategori yaitu tradisional, rasional, emosional, dan orientasi nilai
bagi emile durkheim, fakta sosial merupakan pokok bahasan sosiologi sebagai cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu tetapi memiliki kekuatan untuk memaksa individu
sosiologi juga mengajukan pemahaman tentang gejala laten seperti membaca tujuan tersembunyi, benturan nilai, dan bagaimana cara mengelolanya
para sosiolog menggunakan empat metode ilmiah dalam menyusun dan menguji teori-teorinya agar dapat diterima, keempat metode itu yaitu survei, eksperimen, pengamatan, dan analisis isi
dalam tubuh masyarakat selalu ada pro kontra dimana pihak pendukung dan penentang terus menerus mempertahankan prinsipnya
berbeda dengan ikatan kimia yang didasarkan atas parameter konkret, ikatan sosial didasarkan atas parameter abstrak yang bersifat imaginasi
teori siklus menyatakan perubahan dipandang sebagai sesuatu yang berulang-ulang, kejadian sekarang memiliki kemiripan dengan kejadian pada masa lampau
salah satu cara pengendalian sosial yang efektif yaitu dengan membangkitkan rasa malu bagi individu untuk melanggar, cara ini dikenal sebagai reintegrative shaming
sutherland dalam teori asosiasi diferensial menjelaskan bahwa pola perilaku jahat tidak diwariskan tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab
merton menemukan struktur kesempatan sebagai faktor penyimpangan, munculnya penyimpangan karena tidak adanya kesempatan bagi pelaku dalam mencapai tujuan budaya
istilah anomi dipopulerkan oleh emile durkheim untuk menggambarkan keadaan masyarakat yang ditandai oleh kebingungan karena kurangnya tujuan
anomi terjadi dalam keadaan transisi dimana nilai-nilai lama tidak lagi diterima secara luas, di saat yang bersamaan nilai-nilai baru belum dikembangkan
menurut karl marx, konflik dalam masyarakat bersumber dari kelangkaan sumber daya, sedang hukum adalah alat untuk mempertahankan posisi penguasa
hukum akan cenderung mengkriminalisasi perilaku dari mereka yang bukan berasal dari kelas penguasa
teori konflik meneliti proses perumusan dan penerapan hukum pidana, bagaimana kelas penguasa memaksakan nilai-nilainya kepada kelas minoritas
selama kelompok minoritas tidak mempunyai kesempatan dalam mempengaruhi legislasi, maka perilaku mereka pun akan banyak dikategorikan sebagai perilaku jahat
teori posmodern yang paling berkesan itu ada dua. pertama, kepakan sayap kupu-kupu di hutan amazon bisa menghasilkan tornado di texas. kedua, tidak ada hak khusus dalam ilmu pengetahuan karena setiap orang adalah pakar dalam bidangnya masing-masing
antisosial menunjukan sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan keberadaan orang lain di sekitarnya
manusia sosiopat mungkin mempunyai penampilan yang meyakinkan, kecerdasannya disukai banyak orang, secara lahiriah banyak berbuat baik, akan tetapi kebaikannya itu tidak tulus
orang sosiopat sulit dideteksi oleh orang luar, hanya orang yang sudah mengamatinya dalam waktu yang cukup lama saja yang tahu, bila sebagai pelanggar hukum maka bisa melalui banyak sidang untuk bisa membuktikan perbuatannya
di saat orang pada umumnya akan mengakui bahwa tidak ada orang yang tidak punya salah, orang sosiopat mempresentasikan dirinya sebagai orang yang sempurna yang tidak punya salah, dia tidak mau mengakui kesalahannya tetapi mencari dalih untuk melakukan pembenaran terhadap kesalahannya
selain hanya mementingkan diri sendiri, dia pun begitu lihai dalam menutupi cara kerjanya itu, menampakan seolah tidak terjadi apa-apa padahal di belakang berperan sebagai pemeran utama
ciri-ciri orang sosiopat itu dia tidak punya teman setia karena orang lain menganggap dia egois, berteman hanya agar tujuannya bisa tercapai, selain itu dia melakukan banyak hal seorang diri
orang sosiopat membangun hubungan manipulatif yang tujuannya untuk kepentingan dirinya sendiri
perubahan yang cepat biasanya menimbulkan ketegangan atau disintegrasi yang bersifat sementara karena dalam proses penyesuaian, perubahan yang terjadi pada suatu lembaga akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga lainnya
perubahan sosial sebagai dasar dari perubahan politik, bila bangunan sosial berubah maka secara otomatis akan membawa pada perubahan politik
penemuan terbesar ibnu khaldun ialah ia mencoba membandingkan sifat antara orang pedesaan dan orang perkotaan
bagaimana perbedaan latar belakang mempengaruhi perbedaan sifat antara orang kota yang pedagang dan orang desa yang petani
orang pegunungan cenderung individualis dan homogen, sedang orang dataran cenderung komunal dan heterogen
menurut auguste comte, tahap perkembangan pengetahuan masyarakat melalui tiga tahapan: teologis, metafisika, dan positivis
pada tahapan yang pertama, teologis, masyarakat dalam menjelaskan fenomena alam menggunakan penjelasan supranatural atau agama
pada tahapan selanjutnya, metafisika, masyarakat menjelaskan fenomena alam dengan penjelasan rasional atau filsafat
kemudian pada tahapan akhir, positivis, masyarakat menjelaskan fenomena alam dengan penjelasan empiris atau sains
konstruksi sosial itu bagaimana suatu hal bisa bermakna tergantung dari nilai yang diberikan berdasarkan persetujuan kolektif
secara umum kriminologi diartikan sebagai disiplin yang mempelajari sisi gelap dari masyarakat, the dark side of society
secara khusus kriminologi diartikan sebagai ilmu murni yang mempelajari nilai-nilai publik yang berkaitan dengan kejahatan, penjahat, korban, dan reaksi sosial terhadap ketiganya
fokus perhatian dari kriminologi adalah mengamati status kejiwaan dan pengaruh hubungan sosial pada perbuatan pribadi
kriminologi tidak hanya menaruh perhatian pada hukum positif tetapi juga nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, walaupun tidak dicantumkan dalam hukum positif
dalam keadaan tertentu, kejahatan dapat dilihat sebagai hasil dari struktur sosial, karena itu kebijakan kriminal pada dasarnya bertujuan untuk mengubah struktur sosial
kejahatan merupakan gambaran dari perilaku yang berkonflik dengan nilai masyarakat yang mendominasi, dan sebagai definisi yang dibuat oleh agen pemerintah yang berkuasa
teori yang berbasis pada sosiologi melihat penyebab pelanggaran bukan dari lingkup pribadi tetapi dari kekuatan-kekuatan komunal berupa struktur sosial
dalam konteks negara, pelanggaran itu terkait dengan nilai-nilai yang melembaga dalam sebuah aturan tertulis
pelanggaran dirumuskan sesuai dengan kepentingan kelompok elite yang mempunyai kekuasaan
orang melakukan pelanggaran bukan hanya karena kehendak bebas dari pilihannya sendiri tetapi dalam keadaan tertentu tekanan dari lingkungan juga ikut berkontribusi atas pelanggaran tersebut
hal ini sebagaimana yang telah dipetakan bahwasannya pelanggaran itu terjadi bukan hanya karena adanya niat tetapi juga karena adanya kesempatan
karakteristik dari penipuan adalah korbannya tidak menyadari kalau dirinya telah menjadi korban, biasanya dengan diiming-imingi keuntungan yang cukup besar
dramatisasi kejahatan, bagaimana masalah kecil dibesar-besarkan melalui penggiringan opini membuatnya menjadi isu moral, ini ada kaitannya dengan upaya mencari-cari kesalahan target
kontravensi termasuk salah satu bagian dari interaksi disosiatif, yaitu bentuk dari proses sosial yang berada antara persaingan dengan konflik
kontravensi ditandai dengan gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, atau keraguan terhadap kepribadian seseorang
perlawanan biasanya timbul karena adanya perlakuan yang tidak adil, untuk menghentikan perlawanan diperlukan perlakuan yang adil, mendengar apa yang mereka inginkan
diantara skenario kekuasaan, bila ada yang terlalu kuat maka harus dibuat lawannya agar permainan tetap seimbang sehingga bisa dikontrol oleh penguasa
kejahatan dalam arti sosiologis ialah perbuatan manusia yang menyalahi norma yang hidup di masyarakat secara konkret, bukan semata merujuk pada rumusan hukum pidana
kejahatan berhubungan dengan kekuasaan, bagaimana reaksi terhadap kejahatan bisa berbeda-beda tergantung dari struktur kekuasaan, bagaimana isu kejahatan digunakan sebagai senjata untuk melemahkan lawan
dasar pemikiran kritis adalah di dalam setiap masyarakat selalu terdapat kontestasi nilai kepentingan diantara bagian-bagiannya sehingga mekanisme penyelesaiannya tergantung pada struktur kekuasaan
aliran kritis memandang pembentukan undang-undang oleh penguasa sebagai penyebab munculnya kejahatan dalam masyarakat, sebagai cara untuk melindungi kepentingan penguasa
fokus aliran kritis bukan lagi pada sebab-sebab mengapa orang berbuat kejahatan tetapi mengapa perbuatan seseorang ditetapkan sebagai kejahatan sedangkan yang lain tidak
aliran kritis menemukan semakin besar kekuasaan seseorang maka semakin kecil kemungkinan orang tersebut ditetapkan sebagai pelaku kriminal
inti dari aliran kritis adalah bagaimana hukum itu dibuat dan dijalankan, hukum sebagai alat dari pihak yang berkuasa untuk mengendalikan pihak yang kurang berkuasa
kejahatan menurut aliran kritis adalah suatu konsep yang politis, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan penguasa atau kelompok dominan yang mempunyai wilayah dalam merumuskan dan melaksanakan hukum
karena itu, penanggulangan kejahatan menurut pemikiran kritis dilakukan bukan melalui penegakan hukum, tetapi dengan mengurangi konflik kuasa dan mengurangi diskriminasi terhadap mereka yang kurang berkuasa
kekuasaan dalam administrasi birokrasi bersifat mengerucut, dalam arti aparat penegak hukum mengikuti struktur kekuasaan dalam hal melindungi kepentingan penguasa
hubungan antara hukum dengan politik begitu erat, hukum dapat digunakan sebagai alat untuk memberangus lawan-lawan politik dari penguasa
kejahatan menurut teori konstitutif diartikan sebagai ekspresi energi untuk membuat suatu perbedaan yang secara seketika membuat pihak yang lebih lemah menjadi berbeda
kejahatan menurut teori konstitutif selain bersifat kontekstual berdasarkan latar budaya juga bersifat politis, termasuk penggunaan kekuasaan yang bersifat menyerang
teori konstitutif tema utamanya adalah tentang bagaimana pembentukan realitas secara historis terus menerus mengalami perubahan
teori chaos menurut lorenz, perubahan kecil pada kondisi awal akan dapat mengubah tingkah laku secara drastis dalam jangka panjang
kejahatan tingkat tinggi diartikan sebagai tipe kejahatan yang dilakukan secara non fisik yaitu secara intelektual menggunakan tipu muslihat
pelaku kejahatan tingkat tinggi lebih sulit teridentifikasi karena posisi sosial, intelegensi, teknik dalam melakukan kejahatannya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
proses viktimisasi dalam kejahatan tingkat tinggi juga tersamar karena pelaku dan korban tidak secara langsung berhadapan, bersamaan dengan pelaku yang tidak menganggap dirinya bersalah
suatu kejahatan digolongkan sebagai kejahatan tingkat tinggi manakala menggunakan modus operandi yang halus sehingga akan lebih sulit diungkap
diantara kejahatan tingkat tinggi seperti penipuan, pencucian uang, kejahatan kerah putih, kejahatan korporasi, kejahatan siber, kejahatan politik
pemikiran standpoint menjelaskan kita tidak akan pernah memahami situasi orang lain hingga kita berada pada posisi orang lain tersebut
sosiologi berpegang pada prinsip keadilan, berbeda dengan ilmu ekonomi yang berpegang pada prinsip efisiensi, bagaimana kebijakan ekonomi seringkali bertabrakan dengan kepentingan masyarakat luas
bagaimana teknologi di satu sisi mendorong efisiensi biaya, akan tetapi di sisi yang lain menciptakan pengangguran, juga bagaimana kebijakan ekonomi dapat merusak keberlangsungan lingkungan hidup
orang-orang berbicara tentang sistem, pada tataran yang lebih teknis suatu sistem diwujudkan dalam suatu aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis
sistem memberi stabilitas karena sifatnya yang tidak dapat diubah begitu saja, aturan main inilah, rule of the game, yang merupakan inti dari sistem
banyak dari isu sosial tidak bersifat alamiah, melainkan hasil konstruksi tentang bagaimana orang membangun realitas
kita saat ini berada di suatu era siber yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi secara tidak terbatas, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya
karena itu, media sosial bisa diumpamakan sebagai laboratorium untuk mempelajari manusia dan kebudayaannya, ia telah mengubah pola kehidupan lama menjadi pola kehidupan baru
gender sebagai hasil konstruksi yaitu perbedaan peran antara pria dan wanita yang mana wanita dikaitkan dengan ranah domestik sedang pria dikaitkan dengan ranah publik
sebagai hasil konstruksi, dengan begitu gender yang mengatur peran antara pria dan wanita dapat dipertukarkan, bukan sesuatu yang bersifat kodrati atau biologi
penggiat feminis dimana-mana sama saja, mereka menuntut agar wanita jangan diatur oleh agama, pada saat yang sama paham feminis sudah menjadi agama yang mengatur wanita
feminisme dikembangkan oleh ekstremis yang mengalami pengalaman opresi dalam kebudayaannya, padahal tidak semua kebudayaan melakukan opresi kepada wanita
pengalaman ekstrem mereka tidak selalu kompatibel dengan pengalaman orang lain, feminis bukan hanya menawarkan tetapi memaksa orang lain supaya mengikuti mereka melalui peraturan legal, menciptakan fasisme baru
faktor penyebab terjadinya konflik antar lapisan masyarakat yaitu kesenjangan ekonomi karena mereka yang berada di lapisan atas lebih dapat menguasai sumber daya
konflik antara borjuis dan proletar dalam pandangan karl marx terjadi karena masing-masing memiliki perbedaan sarana produksi
konflik seringkali dibutuhkan untuk memperkuat integrasi pada internal kelompok, dengan syarat tidak menghancurkan seluruh struktur
pendapat umum sering mengaitkan kenakalan remaja dengan kurangnya perhatian orang tua, padahal perhatian orang tua yang berlebihan pun bisa sebagai faktor penyebab kenakalan remaja
kenakalan remaja sebagian besar disebabkan oleh pengabaian dan perlakuan buruk yang pernah dialami pada masa kecil
selain itu, pola asuh yang terlalu mengekang bisa menjadi prediktor utama yang membentuk mental memberontak
umumnya kasus kenakalan remaja bersumber dari faktor keluarga, baru setelah itu faktor pergaulan dengan teman sebaya
diantara ciri-ciri remaja nakal yaitu perkembangan emosinya yang tidak stabil, yang hanya mengikuti kehendaknya sendiri tanpa mempedulikan orang lain
Komentar