Jumat, 05 Juli 2019

Obrolan Tentang Agama

Singkat saja ya ... Jadi begini pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan bahwa kita berada di era informasi dimana informasi bisa diakses dengan begitu mudahnya akibat kemajuan di bidang teknologi informasi. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana kita memilahnya karena ternyata arus informasi yang ada banyak juga yang hoaks. 

Saya pun pernah menjadi korbannya sehingga saya terpaksa menghapus salah satu postingan saya tentang salah satu agama sebelah. Saya menyesal sekali atas kejadian ini sekaligus sebagai pembelajaran di masa yang akan datang. Untuk menghindari informasi hoaks, tipsnya yaitu mengambilnya dari sumber yang terpercaya dan menghindari sumber yang tidak diketahui asal muasalnya.

Baik, selanjutnya saya ingin merevisi pandangan saya mengenai agama Hindu dan Buddha. Sebelumnya, saya memandangnya bukan agama. Namun setelah saya meneliti dari sumber buku teks yang diterbitkan Kemdikbud bahwa keduanya diklaim sebagai wahyu yang disampaikan melalui para utusan, maka dengan ini saya menyatakan bahwa keduanya bisa digolongkan ke dalam kriteria agama. 

Dengan begitu, berarti bisa dikatakan semua agama mengklaim dirinya sebagai ajaran yang disampaikan melalui para utusan yang mendapat ilham. Saya berpendapat, suatu ajaran bisa dikatakan agama manakala diterangkan mengenai hal ketuhanan, kenabian, kitab suci, tempat peribadatan, komunitas agama, dan bagaimana agama tersebut menerangkan dan memaknai kehidupan manusia di muka bumi. Agama bukan hanya Yahudi, Kristen, dan Islam saja, tetapi Hindu dan Buddha pun termasuk agama.

Saya menulis ini semata-mata untuk memuaskan rasa keadilan bahwa katakan segala sesuatu menurut keadaan yang sebenarnya. Kalau hijau katakan hijau, kalau putih katakan putih. Jangan hijau dikatakan putih atau putih dikatakan hijau. Karena itu bohong namanya. Biar bagaimana pun, tujuan tertinggi dari ilmu pengetahuan adalah kejujuran dan kebenaran. Tanpa memenuhi kedua syarat ini maka ilmu pengetahuan yang diklaim itu hanya sia-sia belaka dan tidak memiliki faedah. 

Selanjutnya, saya ingin membahas mengenai perbandingan agama. Yang pertama soal teologi dimana ada perbedaan dalam hal menerangkan hal ketuhanan. Sebagian agama mempunyai konsep inkarnasi yaitu menjelmanya Tuhan ke suatu bentuk yang bisa dilihat oleh mata yaitu makhluk-makhluk yang dikenali manusia di bumi. Seperti Kristen yang mempercayai Tuhan menjelma  pada Yesus Kristus atau Hindu yang meyakini Avatar atau Dewa sebagai jelmaan dari Tuhan. Kristen dengan Trinitas nya maupun Hindu dengan Trimurti nya menganggap Tuhan itu tunggal tapi pribadinya tiga. Ajaran Hindu bahkan menghormati Buddha sebagai Avatar yaitu dalam hal ini penjelmaan Dewa Wisnu.

Pembahasan kedua tentang eskatologi terutama mengenai kehidupan setelah kematian. Ini yang menjadi salah satu inti pertanyaan banyak orang sepanjang masa, apa yang ada setelah kematian? Sebagian kepercayaan menjelaskan bahwa manusia setelah kematian hilang begitu saja seperti komputer yang mati. Karena orang tidak beragama tidak percaya dengan agama maka menurut mereka tujuan Tuhan menciptakan alam semesta tidak diketahui. Sebab Tuhan tidak diketahui telah mengkomunikasikan dirinya kepada manusia. Tidak heran orang tidak beragama itu menganut aliran materialis yang hanya percaya pada hal-hal kasat mata, mereka tidak mengetahui apa yang terjadi setelah manusia mengalami kematian dan apa tujuan manusia ada di muka bumi ini.

Ajaran Hindu mempunyai konsep punarbawa bahwa setelah mengalami kematian, manusia akan terlahir kembali ke dunia dalam keadaan yang berbeda. Ini adalah konsep reinkarnasi yang dialami manusia secara terus menerus sebagai balasan atas amal perbuatannya ketika berada di dunia. Karena itu, tujuan tertinggi dari ajaran Hindu adalah moksha yaitu terbebas dari siklus kelahiran kembali yang bisa dicapai dengan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk, termasuk melalui latihan-latihan spiritual yang dinamakan yoga. Menurut hukum karma, bila manusia berbuat jahat itu menjadi hutang yang akan diterimanya di kehidupan yang akan datang. Ini semacam hukum tabur tuai bahwa buah dari sesuatu itu tergantung dari apa yang ditanam, hanya saja pengertian ini ada hubungannnya dengan keyakinan akan adanya siklus kelahiran kembali. 

Ajaran Buddha menerangkan bahwa hidup manusia di muka bumi pada dasarnya penuh penderitaan yang disebabkan adanya nafsu keinginan. Karena itu, untuk mencapai kebahagiaan, manusia perlu menghilangkan nafsu keinginan tersebut, diantaranya melalui latihan-latihan spiritual yang disebut samadhi. Manusia dikatakan samsara karena mengalami siklus kelahiran kembali. Karena itu, tujuan tertinggi dari ajaran Buddha adalah nirvana yaitu suatu keadaan ketika manusia mengalami pencerahan dan terbebas dari putaran reinkarnasi yang bisa dicapai melalui meditasi yang benar.