Minggu, 25 September 2022

Paradigma Dalam Memahami Manusia

Paradigma psikodinamika beranjak dari asumsi bahwa setiap gangguan perilaku mempunyai latar belakang, seperti pengalaman-pengalaman traumatis yang telah direpresi ke dalam bawah sadar. Aliran ini melihat manusia sebagai makhluk yang berkeinginan dimana keinginan manusia seringkali mengalami konflik dengan kenyataan di luar dirinya yang menghasilkan mekanisme pertahanan diri. Pikiran manusia sebagian besar dikendalikan oleh pikiran bawah sadar, sedangkan sebagiannya lagi dikendalikan oleh pikiran sadar. Selain libido, yang mendasari perilaku manusia adalah agresi 

Menurut aliran ini, manusia dapat dipahami melalui pendekatan biopsikososial yang membagi struktur jiwa ke dalam tiga bagian: 

  • Pertama, id sebagai bagian dari pikiran yang berdasarkan pada prinsip kenikmatan, sebagian besarnya dikendalikan oleh ketidaksadaran 
  • Kedua, ego sebagai bagian dari pikiran yang berdasarkan pada prinsip kenyataan, dikendalikan oleh kesadaran 
  • Ketiga, super-ego merujuk pada nilai yang ada di dalam komunitas, mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari individu

Paradigma behaviorisme melihat manusia sebagai manusia mesin. Perilaku manusia dibentuk oleh faktor-faktor lingkungan melalui proses belajar. Melalui pendekatan stimulus-respon, manusia akan merespon segala stimulus yang berasal dari lingkungannya seperti penghargaan yang meningkatkan perilaku dan penghukuman yang mengurangi perilaku, juga melalui asosiasi dimana individu mengaitkan dua stimulus dalam menghasilkan satu respon tertentu

Paradigma kognitif melihat manusia sebagai makhluk yang berpikir. Bagaimana realitas tentang dunia ditentukan oleh keyakinan individu dalam menyimpulkan apa yang terjadi, bukan ditentukan oleh proses bawah sadar seperti yang dijelaskan oleh aliran psikodinamika. Aliran ini melihat manusia layaknya komputer yang mempunyai kemampuan dalam pemrosesan informasi. Seberapa akurat hasil kognisi manusia ditentukan oleh informasi yang diterimanya

Paradigma humanisme melihat manusia sebagai makhluk yang bermain. Aliran ini melihat manusia pada dasarnya adalah baik. Berbeda dengan aliran psikodinamika yang melihat manusia sebagai makhluk yang bermasalah atau aliran behaviorisme yang melihat manusia sebagai makhluk yang pasif layaknya mesin yang ditentukan oleh penggunanya, aliran humanisme melihat manusia sebagai makhluk kreatif dalam rangka memenuhi kebutuhan tertingginya yaitu aktualisasi diri


Tidak ada komentar: