Senin, 17 Agustus 2015

Anatomi Penyimpangan

Agama Islam pada awalnya cuma ada satu, baru kemudian muncul sekte sempalan yang menafsiri agama dengan pemahaman bid'ah. Sekte pertama dalam Islam adalah Khawarij yang melakukan pemberontakan dan pembunuhan terhadap Khalifah Utsman dan Ali. Kemudian munculah sekte Syiah buatan Abdullah ibnu Saba seorang Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam untuk merusak Islam dari dalam. Abdullah ibnu Saba seperti Paulus seorang Yahudi dari Tarsus yang pura-pura mengikuti ajaran Isa Almasih untuk merusak ajaran Isa Almasih. Kemudian muncul aliran Sufisme atau Tasawuf yang menyimpang. Ketiga sekte ini merupakan ajaran menyimpang yang sudah lama ada dan pertama kali muncul di Irak

Penyimpangan yang pertama kali muncul ialah Khawarij, kemudian Syiah, kemudian Qadariyah, kemudian Murji'ah, kemudian Sufiyah, kemudian Mu'tazilah, kemudian Jahmiyah, kemudian Kulabiyah, kemudian Asy'ariyah, kemudian Maturidiyah. Kemudian setelah itu muncul hizbiyah seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh, Sururiyah, Hadadiyah, Halabiyah, dan lain sebagainya

Adapun Ahmadiyah dan sebagian Syiah ekstrem bukanlah termasuk sekte Islam, melainkan agama lain di luar Islam. Ahmadiyah dan sebagian Syiah ekstrem adalah orang-orang kafir dan dihukumi sebagai orang murtad jika mereka enggan untuk bertobat. Apabila ada yang bertanya, jika Syiah ekstrem adalah kafir mengapa Syiah Iran masih diizinkan melakukan haji oleh pemerintah Saudi Arabia? Maka jawabannya sederhana yaitu orang-orang awam Syiah ekstrem yang hanya ikut-ikutan dan akidahnya bukan Syiah ekstrem tidaklah dikafirkan. Jadi yang jelas dihukumi sebagai kafir hanya penganut Syiah ekstrem yang tulen yaitu para tokoh-tokoh agamanya yang penipu. Seandainya pun mereka dihukumi kafir namun secara lahiriyah mereka mengaku sebagai Muslim sehingga dihukumi sebagai orang zindik atau munafik. Bukankah orang yang keterlaluan dalam kemunafikan di zaman nabi shalat di belakang nabi dan mereka itu dianggap bukan beriman?

Catatan: tulisan ini dibuat sebagai bentuk pelayanan umum terhadap ilmu pengetahuan menurut cara pandang penulis.


Tidak ada komentar: