Selasa, 18 Agustus 2015

Imperialisme

Saya menolak jika Bahasa Inggris lebih diutamakan daripada Bahasa Indonesia. Saya ini orang Indonesia bagaimana mungkin saya diminta untuk menguasai Bahasa Inggris layaknya orang Inggris. Tidak mengapa mempelajari Bahasa Inggris kalau hanya sekedar mengetahuinya sebagai alat komunikasi internasional. Hanya saja mengutamakan Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia adalah bentuk imperialisme budaya. Orang Indonesia diminta mempelajari Bahasa Inggris, apa orang Inggris dan dunia internasional diminta mempelajari Bahasa Indonesia? Lagipula dalam perdagangan internasional pun, pengusaha hanya cukup menguasai struktur Bahasa Inggris yang sederhana.

Saya juga menolak jika penanaman modal asing mendominasi perekonomian di negeri ini. Kegiatan ekonomi yang didominasi penanaman modal asing artinya terjadi imperialisme ekonomi. Kalau penanaman modal asing mendominasi perekonomian suatu negara, lalu apa bedanya dengan zaman kolonialisme dan imperialisme yang terdahulu? Karena kedaulatan dan kemerdekaan tidak semata hanya pada aspek militer saja, melainkan juga sosial, politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Dari sekitar 55 Negara Islam di dunia ini, hanya ada dua negara yang tidak pernah dikuasai kekuatan Barat yaitu Saudi dan Turki. Penanaman modal asing di Saudi memang ada, akan tetapi tidak mendominasi sehingga kedaulatan negeri Saudi relatif kuat. Kerajaan Saudi Arabia juga sebagai satu-satunya Negara Arab yang tidak pernah dikuasai oleh kekuatan asing.


Tidak ada komentar: