Secara kenyataan, para nabi dan rasul membawa mujizat yang bisa dilihat oleh mata sebagai kenyataan yang bisa dibuktikan. Mata manusia tidak bisa menangkap semua gelombang cahaya sebagaimana telinga manusia juga tidak bisa menangkap semua gelombang suara. Kalau kemampuan alat indera manusia begitu terbatas, lalu bagaimana alat indera itu bisa sebagai penentu keberadaan sesuatu? Seperti orang pedalaman yang menyangkal keberadaan mikro organisme hanya karena mereka tidak mengenal alat mikroskop. Secara fitrah, jiwa manusia mengakui akan keberadaan Allah, pengetahuan ini diperoleh tanpa melalui proses belajar. Dalam keadaan aman orang bisa menyangkal keberadaan Allah namun dalam kondisi mencekam orang akan berdoa kepada Allah.
Nabi Muhammad membawa wahyu yang bisa diteliti oleh semua orang, tidak ditemukan di dalamnya sesuatu pun pertentangan atau kontradiksi. Apakah mungkin suatu wahyu yang begitu sempurna dan baik susunannya dibuat oleh satu orang saja? Tentu saja jawabannya tidak mungkin. Hukum-hukumnya mendatangkan manfaat dan menghindari mudarat serta relevan pada semua waktu dan tempat. Maka benarlah bahwa wahyu itu datangnya berasal dari Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta manusia. Allah menciptakan manusia dan tidak membiarkannya begitu saja, Dia mengutus rasul untuk menyampaikan wahyu sebagai penjelas segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar