Para ulama telah sepakat
bahwa hanya hadis sahih dan hasan saja yang bisa dijadikan pegangan.
Hadis dhaif tidak dapat dijadikan pegangan karena masih memiliki
kemungkinan terjadinya kesalahan pada periwayatannya. Adapun hadis
maudhu tentu saja ditolak karena hadis maudhu adalah
hadis palsu yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Penelitian sanad hadis dan mengelompokannya ke dalam kategori shahih,
hasan, dhaif, dan maudhu adalah kekhususan dari umat Islam. Ini
membuktikan umat Islam adalah umat yang ilmiyah yang selalu
memperhatikan keakuratan berita, hal ini tidak dimiliki oleh umat lain.
Menurut Imam Suyuthi rahimahullah, di dunia ini paling banyak hanya ada sekitar 200.000 lebih hadis nabi. Imam Suyuthi mengumpulkan 100.000 hadis dari 200.000 lebih hadis itu dalam kitabnya Jamiul Kabir. Akan tetapi, sebelum beliau sempat menyelesaikannya, ternyata ajal lebih dahulu menjemputnya. Sebelum meninggal dunia, beliau telah menyalin sebuah ringkasan kitab Jami'ul Kabir dan menamakannya dengan nama Jami'us Shaghir. Kemudian setelah menyalin kitab Jami'us Shaghir, beliau menuliskan lampiran hadis yang susunannya sama seperti Jami'us Shaghir. Lampiran itu diberi nama dengan Ziyadah Jami'us Shaghir. Beberapa peneliti menyebutkan jumlah hadis pada kitab Jami'us Shaghir adalah 10.031. Jika ditambah dengan lampirannya menjadi 14.700.
Dari jumlah tersebut, Imam Al Albani rahimahullah menyusun kitab yang isinya hanya hadis sahih yaitu kitab Sahih Jami'us Shaghir yang terdiri dari 8.202 hadis sahih. Sedangkan sisanya dimasukan ke dalam Dha'if Jami'us Shaghir. Demikianlah penjelasan yang ada pada mukadimah kitab Shahih Jami'us Shaghir karya Imam Al Albani rahimahullah. Berdasarkan penelitian Syaikh Al Albani, hadis sahih pada kitab Jami'us Shaghir karya Imam Suyuthi berjumlah 8.202 dari 14.700 hadis. Artinya hadis sahih dalam kitab Jami'us Shaghir hanya 55 persen, sementara sisanya 44 persen adalah hadis dhaif dan maudhu. Oleh karena itu, para pelajar yang sedang mempelajari hadis perlu memperhatikan derajat hadis yaitu siapa ulama yang mensahihkannya.
Menurut Imam Suyuthi rahimahullah, di dunia ini paling banyak hanya ada sekitar 200.000 lebih hadis nabi. Imam Suyuthi mengumpulkan 100.000 hadis dari 200.000 lebih hadis itu dalam kitabnya Jamiul Kabir. Akan tetapi, sebelum beliau sempat menyelesaikannya, ternyata ajal lebih dahulu menjemputnya. Sebelum meninggal dunia, beliau telah menyalin sebuah ringkasan kitab Jami'ul Kabir dan menamakannya dengan nama Jami'us Shaghir. Kemudian setelah menyalin kitab Jami'us Shaghir, beliau menuliskan lampiran hadis yang susunannya sama seperti Jami'us Shaghir. Lampiran itu diberi nama dengan Ziyadah Jami'us Shaghir. Beberapa peneliti menyebutkan jumlah hadis pada kitab Jami'us Shaghir adalah 10.031. Jika ditambah dengan lampirannya menjadi 14.700.
Dari jumlah tersebut, Imam Al Albani rahimahullah menyusun kitab yang isinya hanya hadis sahih yaitu kitab Sahih Jami'us Shaghir yang terdiri dari 8.202 hadis sahih. Sedangkan sisanya dimasukan ke dalam Dha'if Jami'us Shaghir. Demikianlah penjelasan yang ada pada mukadimah kitab Shahih Jami'us Shaghir karya Imam Al Albani rahimahullah. Berdasarkan penelitian Syaikh Al Albani, hadis sahih pada kitab Jami'us Shaghir karya Imam Suyuthi berjumlah 8.202 dari 14.700 hadis. Artinya hadis sahih dalam kitab Jami'us Shaghir hanya 55 persen, sementara sisanya 44 persen adalah hadis dhaif dan maudhu. Oleh karena itu, para pelajar yang sedang mempelajari hadis perlu memperhatikan derajat hadis yaitu siapa ulama yang mensahihkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar